JAKARTA — PT Mitra Boga Ventura resmi menggarap bisnis es krim bernama Xiyue setelah sebelumnya sukses menggarap bisnis minuman kekinian di Tanah Air. Untuk mempercepat penetrasi pasar, bisnis es krim akan dikembangkan dengan konsep kemitraan waralaba.
CEO Mitra Boga Ventura Marvy Jonathan mengatakan kata Xiyue dalam Bahasa Indonesia bermakna kebahagiaan. Bisnis es krim mengusung konsep unik dan ceria.
“Nantinya kami akan mempersembahkan varian yang belum pernah ada sebelumnya dan bahan-bahan yang digunakan 100 persen asli Indonesia,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (8/5/2023).
Dia berharap kehadiran es krim ini bisa menciptakan tren baru terhadap bisnis es krim di Indonesia. “Kami percaya dengan menawarkan rasa-rasa dan konsep yang unik ini, konsumen akan merasakan pengalaman yang benar-benar baru dan menyenangkan,” ucapnya.
Sementara itu Marketing Manager Mitra Boga Ventura Neal Octivan menambahkan gerai pertama Xiyue pekan ini dibuka di pusat perbelanjaan Sarinah di Jakarta pusat dan masih dikelola sendiri oleh perusahaan dan akan disusul gerai kedua di Setiabudi One pada 9 Mei 2023.
“Target market semua kalangan, dari size A dan B karena es krim kita juga membidik pasar anak anak. Jenis minuman seperti Lemonade, juga membidik segmen remaja dan dewasa,” ucapnya.
Menurutnya sejauh ini tanggapan masyarakat cukup positif terhadap Xiyue jika melihat dari respon pengunjung saat Mitra Boga Ventura memperkenalkan es krim ini saat pameran waralaba dan kemitraan yang baru saja diselenggarakan di JiExpo, Kemayoran, Jakarta, beberapa waktu lalu.
“Ada puluhan yang menyatakan minat hadir franchise dari Bandung, Balikpapan, Jakarta, dan lain lain. Saat ini dua outlet masih dikelola sendiri,” ucapnya.
Neal menyebut saat ini pembukaan outlet Xiyue akan fokus di pusat perbelanjaan seperti mal namun jika calon mitra menghendaki pendirian outlet yang bersifat stand alone seperti di ruko, pihaknya juga membuka peluang ke sana.
“Kita bawa brand lokal dengan bahan baku lokal juga. Total ada 61 varian produk buah buahan, kopi dan lain-lain es krim kita dengan konsep es krim yang tidak terlalu manis dan nggak terlalu mengandung susu dengan harga jual mulai dari Rp 8 ribu sampai Rp 20 ribuan,” ucapnya.
Menurutnya pada tiga hari pertama buka, outlet di Sarinah membukukan penjualan Rp 7 — Rp 10 juta per hari dari target Rp 15 juta per hari dan menurutnya ini sudah menjadi indikator bagus respon pasar.
“Kita ingin masuk ke semua kota dengan biaya investasi untuk pembukaan outlet di mal Rp 350 juta, dengan kita berikan support gratis bahan baku satu bulan, pelatihan SDM per booth enam sampai dengan tujuh karyawan, serta materi booth display, di luar biaya sewa tempat,” ucapnya.
Comments