JawaPos.com – Realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) di sektor makanan dan minuman (mamin) sepanjang Januari-Juni 2019 menempati peringkat keempat dari keseluruhan sektor di Indonesia. Nilainya mencapai Rp 21,2 triliun. Sedangkan, penanaman modal asing (PMA) tercatat di peringkat keenam dengan nilai investasi USD 706,7 juta atau sekitar Rp 10,6 triliun. “Kita optimistis pertumbuhan waralaba tahun ini bisa sekitar 10 persen naik dibanding tahun lalu yang berkisar 5-6 persen. Terutama dari kontribusi sektor food and beverage yang paling mendominasi. Ini termasuk pertumbuhan gerai, konsep baru, dan transaksi,” ujar Ketua Umum Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) Andrew Nugroho, Kamis (26/9). Sektor industri makanan dan minuman merupakan salah satu sektor yang memilliki potensi pertumbuhan cukup besar. Terbukti, pada triwulan pertama 2019 saja, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) industri mamin mencapai 6,77 persen. Di atas pertumbuhan PDB industri nasional yang berada di level 5,07 persen. Dia meyakini sektor industri makanan dan minuman di Indonesia masih menjadi lahan bisnis yang gurih bagi investor. Karena itu, tidak salah jika belakangan para pebisnis baik asing maupun lokal ramai-ramai membidik sektor ini. “Industri makanan dan minuman merupakan salah satu sektor yang seksi dan memiliki ceruk pasar lumayan besar di Indonesia,” tegasnya. Salah satu investor yang serius menggarap pasar kuliner di Indonesia adalah Kulo Group dan Mitra Boga Ventura (MBV). Saat ini Kulo Group memiliki sekitar 500 gerai kulinernya di seluruh Indonesia. Sedangkan MBV memiliki sekitar 150 gerai waralaba kuliner seperti Bakso Kemon dan Co Choc. Kini, dua perusahaan ini bekerjasama mengembangkan bisnis minuman Xi Bo Ba ala Taiwan. “Dalam enam bulan ke depan, setidaknya akan ada 250 gerai Xi Bo Ba di sejumlah kota di seluruh Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua. Ada beberapa outlet dibuka di pusat perbelanjaan besar dan berkelas seperti Pacific Place di Jakarta. Semuanya dibuka melalui sistem kemitraan,” ungkap Michael Bunyamin, co founder Kulo Group. Dia menilai sistem waralaba merupakan cara yang tepat untuk mengembangkan usaha. Pasalnya wilayah geografis Indonesia sangat luas sehingga dibutuhkan mitra-mitra yang serius untuk menggarap bisnis kuliner. “Animonya tinggi sekali. Hingga akhir tahun ini ada 100 mitra yang akan buka outlet. Minimal, di satu kota ada tiga gerai,” jelasnya.
Source:
Editor : Dhimas Ginanjar Reporter : Agus Wirawan
Comentarios