Jakarta: Potensi industri makanan dan minuman (mamin) di Indonesia di 2020 diyakini masih cerah. Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) menargetkan pertumbuhan industri mamin Indonesia tahun ini tumbuh dua digit.
Sejalan dengan itu, pemerintah juga telah menetapkan industri mamin menjadi salah satu dari lima sektor manufaktur yang diprioritaskan pengembangannya sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0.
Ketua Umum Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI) Levita Supit menyebutkan peluang bisnis kemitraan di Indonesia di 2020 ini masih cemerlang. Ia mengungkapkan, bisnis waralaba tahun ini masih akan didominasi sektor makanan dan minuman. Cerahnya bisnis sektor mamin ini bisa dilihat dari besarnya investasi yang ada. Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan pada pertengahan 2019, investasi dalam negeri di sektor mamin ini tercatat Rp21,26 triliun. Besarnya potensi di industri mamin ini mendorong grup makanan dan minuman, Mitra Boga Ventura (MBV) berkolaborasi dengan Kulo Group membidik bisnis kudapan ayam siap saji, Xi Ji Street Snack (Xi Ji) yang terinspirasi dari perkembangan tren saat ini di Taiwan. "Rencananya gerai pertama Xi Ji akan diluncurkan 20 Maret 2020 di Jalan Gandaria I, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Kemudian, mulai 10 April 2020, MBV dan KULO Group akan membuka 250 gerai Xi Ji lainnya di seluruh Indonesia. Pangsa pasar yang coba dibidik Xi Ji adalah kelas menengah yang saat ini populasinya terus bertambah," tutur Petinggi grup MBV Michael Marvy Jonathan dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 18 Maret 2020. Dia mengatakan semua outlet Xi Ji tersebut akan dikembangkan melalui konsep kemitraan dan tersebar di sejumlah kota di Tanah Air seperti Jabodetabek, Bandung, Medan, Surabaya, Palembang, Bali, Pontianak, Makassar, Pekanbaru, Jember, Pati, Magelang, dan kota-kota lainnya. Ditargetkan sebelum Lebaran, sekitar 50-100 outlet sudah bisa dibuka. "Ini konsep kemitraan, jadi yang bekerja bukan hanya kami saja, melainkan juga para mitra. Selain itu, para mitra juga ingin cepat-cepat membuka outlet dengan harapan agar modal mereka segera kembali. Sebab, mereka sudah mengeluarkan biaya, seperti sewa tempat, biaya kemitraan, dan lainnya," jelas Marvy. Marvy menuturkan produk ini mengadopsi camilan ala Taiwan, namun rasanya disesuaikan dengan selera atau lidah konsumen Indonesia, seperti rasa pedas. Menurut Marvy, produk Xi Ji dibanderol dengan harga kompetitif. "Saat ini, harga produk brand-brand camilan ala Taiwan di Indonesia belum menjangkau semua lapisan masyarakat," paparnya. Di sisi lain, ekspansi bisnis yang digarapnya ini tetap dijalankan di tengah gejolak ekonomi global dan serangan virus korona. Selain menambah pilihan makanan dan minuman, juga membantu mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.
Source:
Editor: AHL
Comments